Jayapura
,31 Desember 2014, Ketua Umum Detius Yoman ,menolak dengan tegas kedatangan PSK
asal Jawa,Sumatra,Kalimantan dan sulaawesi menyebar di seluruh tanah papua
dengan tujuan tidak jelas.
Saya sangat
kecewa sekali,Pemerintah Daerah memberikan
Surat Ijin Usaha kepada pedatang luar papua untuk Membuka Usaha
Losmen,Bar,Diskotik,Panji Pijat Tradisional Dan Miras tanpa control .
Pemerintah
daerah harus melihat Jumlah penduduk orang asli papua se-tanah papua hanya 25%
dari pada jumlah penduduk pendatang 75 % . angka kelahiran menurun,angka
kematian meningkat setiap tahun.angka pengidap penyakit HIV/AIDS orang asli
PAPUA sangat tinggi ,kondisi ini mengkawahtirkan.
Pemerintah
Provinsi Papua Dan Papua Barat ,Pemerintah Kabupaten Kota hingga Pemerintah
Distrik dan Pemerintah Kampung agar segera cabut surat ijin usaha dan harus
menolak kehadiran para PSK luar papua.
Kami sangat
menyesal dan kecewa atas komentar gubernur papua Lukas enembe ,saat kujungan
kerja di kabupaten paniai baru-baru ini ,mengijinkan nona-nona PSK pake kondom.
Harusnya pak gubernur papua menolak kedatangan para psk luar papua ,bukan
ijinkan PSK hal ini merupakan kesalahan patal oleh pemerintah daerah.
Saya minta
kepada Bupati Paniai ,Bupati Jayawijaya Wamena,Bupati Mimika,Bupati
Jayapura,Wali Kota Jayapura segera Cabut Surat Ijin Tempat Usaha
Losmen,Bar,Diskotik,Panji Pijat Tradisional Dan Miras .
Pemerintah Daerah
sebaiknya memperbaiki pola hidup orang asli papua dulu baru bicara pembangunan
,sementara Sifatnya org asli papua pemalas dan rakus belum berubah maka
pembangunan fisik yg dibangun pemerintah hanya dinimati org pendatang
papua.alangkah baiknya pemerintah perbaiki pola hidup masyarakat papua tidak
teratur ,pemalas kerja,rakus sex bebas,rakus konsumsi miras dll. agar org asli
papua bisa hidup sehat,berkembang dan mandiri.
Persekutuan
Gereja-Gereja Se-Tanah Papua ,Lsm,Mahasiswa bekerja sama Pemerintah Daerah
untuk memberantas Peredaran Minuman Keras dan menolak kedatangan Pekerja Sex
Komersial (PSK) sebab kedatangan mereka membawah penyakit virus HIV/AIDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar